Minggu, 21 Oktober 2012

Respon fisiologi terhadap latihan

Respon Jangka Pendek Kegiatan aktifitas fisik pada periode sumaksimal, maksimal, atau kombinasi dari keduanya dapat membuat pengaruh yang baik pada peningkatan aktifitas. Tubuh kita menemui kebutuhan peningkatan aktifitas dalam waktu yang lama, dengan aktifitas sedang dengan perbedaan respon fisiologis. Pada periode peningkatan aktifitas memunculkan respon tubuh dengan menghabiskan cadangan oksigen dan phospat dengan melalui pemecahan glikogen menjadi asam laktat. Keadaan ini menghasilkan defisit oksigen yang harus segera tergantikan. Penggunaan energi ini dapat digunakan dalam waktu yang singkat yang disebut dengan anaerobik power, jumlah toleransi defisit oksigen yang dapat diterima disebut dengan kapasitas anaerobik. Adaptasi dari kebutuhan dari peningkatan aktifitas pada jangka waktu pendek memiliki jumlah yang sama pada anak maupun orang dewasa. Pada waktu melakukan latihan akan terjadi perubahan jangka pendek. Perubahan atau respon akut tersebut diperoleh karena beberapa faktor termasuk tingkatan dari latihan. Respon akut yang terjadi pada kardio vaskuler pulmonal adalah : 1. Peningkatan denyut nadi; denyut nadi meningkat pada saat setelah latihan diakibatkan kebutuhnan penyedaiaan darah yang lebih banyak pada waktu latihan 2. Peningkatan stroke volume; stroke volume adalah jumlah darah yang dipompkan oleh jantung dalam satu kali denyutan. Stroke volume ini dipengaruhi oleh jumlah darah yang kembali ke jantung, kekuatan kontraksi otot jantung dan stimulasi dari syaraf simpatic. Pada waktu latihan ketiga faktor tersbut mengalami perubahan sehingga terjadilah peninbgkatan stroke volume 3. Peningkatan cardica output. Dengan peningkatan stroke volume dan denyut nadi maka COP juga akan meningkat. 4. Peningkatan VO2 max. Ketika beban kerja meningkat konsumsi oksigen juga akan meningkat pada saat tersebut ambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal. Respon Jangka Panjang Tidak sama dengan latihan dalam jangka waktu yang pendek. Energi pada latihan dengan pemanasan diperoleh dari hasil proses oksidatif dari sumber makanan yang mulai muncul pada beberapa menit latihan dilakukan. Jumlah yang ditemukan dalam proses penyediaan energi dalam waktu lama dengan penggunaan oksigen dikenal dengan nama aerobik power. Penyediaan energi dalam latihan dengan pemanasan ini tergantung pada kesediaan oksigen dalam penggunaan kerja otot dalam waktu yang lama. Denyut nadi, frekwensi pernapasan, cardiac output, dan kebutuhan oksigen meningkat dalam latihan dalam waktu yang lama. Peningkatan frekwensi pernapasan akan meningkatkan jumlah oksigen dalam paru-paru yang akan meningkatkan proses difusi pada pembuluh darah. Peningkatan cardiac output akan meningkatkan jumlah darah yang ada pada pembuluh darah, akibatnya akan meningkatkan jumlah oksigen dalam otot. Dalam bagian penting peningkatkan cardiac output dapat diperoleh dengan adanya peningkatkan denyut nadi dan stroke volume. Perubahan stroke volume selama latihan relatif kecil, tapi salah satu keuntungan dari latihan adalah peningkatan stroke volume secara bermakna. Faktor penghambat dari aktifitas yang keras adalah kemampuan jantung sebagai pompa yang mampu mengirimkan darah dalam memenuhi kebutuhan oksigen ketika terjadi kerja otot. Pada kerja yang sangat berat peningkatan deyut nadi akan melewati batas kemampuan akhir dari aktifitas. Ketika aktifitas kerja yang berat dihentikan denyut nadi akan turun secara cepat dalam 2 – 3 menit, lalu secara bertahap. Perubahannya yang terjadi akibat respon kronik dari latihan Setelah latihan dengan teratur selama 1 – 3 minggu maka akan terjadi perubahan sebagai berikut : 1. Peningkatan VO 2 max 2. Penurunan target zone maksimal dan submaksimal 3. Penurunan asalam laktat Dampak dari respon kronis pada waktu latihan adalah 1. Peningkatan ukuran jantung terutama pada ventrikel kiri 2. Penurunan denyut nadi istirahat. Denyut nadi istirahat menurun satu kali permenit setelaha 1 – 2 minggu latihan